Mengapa Ngopi
Mengapa Ngopi, itulah kata kunci kita kali ini....
Saban hari selalu dipenuhi dengan berbagai macam pikiran-pikiran, akibat perjalanan waktu di hari hari sebelumnya.. Kalau hal itu terjadi, maka rasa penat akan sulit terhindarkan, walaupun aktifitas yang berjalan sangat kurang melibatkan hal hal yang berbau fisik, hanya pikiran saja yang bekerja dan melayang melayang kesana sini. Ngopi adalah hal menarik, dan akan menjadi obat manjur dari berbagai penat yang melanda, meski hanya disebut rehat saja, namun saya kira kita penting untuk mendapatkan keindahan sebuah jeda.
Pengalaman saya, jarang sekali menghabiskan segelas kopi dengan lekas, jika ngopinya hanya sendiri. Kenikmatannya, tentu sangat berkurang, karena ngopi itu, asyiknya dinikmati berjamaah. Sebuah warung kopi, jika terlihat ramai akan menceritakan ragam cara sebuah kehidupan, mereka nampak sibuk, ada yang berkeluh kesah tentang pekerjaannya, atau duduk terdiam disudut dengan kopinya, karena ada teman yang ditunggu. Dan masih banyak modus dan gaya yang menjadi sebuah tontonan menarik, meskipun si pemilik warung kopi menyiapkan televisi di tempatnya.
Mengapa kita ngopi,... Awalnya , saya menganggapnya adalah bukan sebuah pertanyaan....namun, pelan tapi pasti, waktu sendiri lah yang mempertanyakan kepadaku... Sepertinya sebuah jawaban pun harus saya jawab, untuk diriku yang lain, yang bersemayam di tubuh yang sama.
Saban hari selalu dipenuhi dengan berbagai macam pikiran-pikiran, akibat perjalanan waktu di hari hari sebelumnya.. Kalau hal itu terjadi, maka rasa penat akan sulit terhindarkan, walaupun aktifitas yang berjalan sangat kurang melibatkan hal hal yang berbau fisik, hanya pikiran saja yang bekerja dan melayang melayang kesana sini. Ngopi adalah hal menarik, dan akan menjadi obat manjur dari berbagai penat yang melanda, meski hanya disebut rehat saja, namun saya kira kita penting untuk mendapatkan keindahan sebuah jeda.
Pengalaman saya, jarang sekali menghabiskan segelas kopi dengan lekas, jika ngopinya hanya sendiri. Kenikmatannya, tentu sangat berkurang, karena ngopi itu, asyiknya dinikmati berjamaah. Sebuah warung kopi, jika terlihat ramai akan menceritakan ragam cara sebuah kehidupan, mereka nampak sibuk, ada yang berkeluh kesah tentang pekerjaannya, atau duduk terdiam disudut dengan kopinya, karena ada teman yang ditunggu. Dan masih banyak modus dan gaya yang menjadi sebuah tontonan menarik, meskipun si pemilik warung kopi menyiapkan televisi di tempatnya.
Mengapa kita ngopi,... Awalnya , saya menganggapnya adalah bukan sebuah pertanyaan....namun, pelan tapi pasti, waktu sendiri lah yang mempertanyakan kepadaku... Sepertinya sebuah jawaban pun harus saya jawab, untuk diriku yang lain, yang bersemayam di tubuh yang sama.
Comments
Post a Comment