Makam Raja-Raja Tallo (Makassar)

Hari yang menjelang sore, apalagi jika libur akhr pekan telah tiba, saatnya untuk melakukan perjalanan santai. Sambil membawa alat dokumentasi, berangkatlah kita, kali ini kita mengunjungi salah satu kompleks pemakaman klasik yakni kompleks pemakaman Raja-Raja Tallo di kecamatan Tallo Kota Makassar. Terletak di ujung utara kota Makassar, lokasi yang tersembunyi dari pusat kota. Apalagi di sepanjang jalan menuju pemakaman anda akan mendapati rumah rumah padat penduduk khas perkotaan, melewati terowongan hasil dari pembangunan jalan tol, namun untuk amannya jika anda dari pusat kota sebaiknya menempuh jalur umum yakni melewati Masjid Al Markaz (jalan sunu). Terus hingga menyusuri ujung jalan Sunu kemudian akan mendapati persimpangan dan pasar Galangan Kapal. Terus saja jika menemui pasar hingga anda menaiki jembatan jalan tol dan menemui lokasi industri perkapalan nama jalannya adalah Jalan Sultan Abdullah, Susuri saja jalan itu hingga ke ujung dan baca papan petunjuk jalan menuju lokasi pemakaman.

Menurut informasi dari beberapa artikel, kompleks pemakaman ini sudah ada sejak abad 17 hingga 19. Kerajaan Tallo sendiri bertetangga dengan kerajaan besar lainnya yakni kerajaan Gowa. Bahkan kedua kerajaan ini sangat terkait, karena secara politik para raja di kedua kerajaan sebenarnya memiliki hubungan kekeluargaan yang erat (sauadara). Kata klasik yang terkenal untuk kedua kerajaan ini adalah (Rua Karaeng Se're  Ata ) Dua Raja Satu Rakyat kira kira maknanya sepert itu. Secara struktur juga, Raja gowa menjadi Sombayya (pemimpin tertinggi) dan otomatis Raja Tallo menjadi Tumabicara (Perdana Menteri). Salah satu raja Tallo yang terkenal pintar dan cerdas pada masanya adalah Karaeng Patingalloang.
Kompleks pemakaman ini klasik, makam dengan arsitektur berbatu bisa dinikmati disana. Kompleks pemakaman masih dijaga oleh beberapa orang yang dipercaya. Jika hari hari libur atau hari raya, banyak yang berziarah ke beberapa kuburan, mungkin mereka adalah salah satu anggota keluarga. Pemakaman itu hijau karena di tumbuhi rumput dan pohon pohon tua dan legendaris. Kenapa legendaris karena nama nama pohon itu banyak dijadikan inspirasi dalam beberapa lagu lagu klasik Makassar. Contohnya saja pohon Lontar, pohon ini tumbuh bersama tradisi warganya hingga sekarang. Makassar tak bisa lepas dari legenda pohon ini. Dari mulai bahan kertas mereka hingga bahan minuman, telah ada sejak zaman para raja. Anak kecil yang tinggal disekitar sana, akrab dengan lokasi pemakaman karena mereka bermain bola, bermain lari larian di atas rumput hijau makam. Saya sendiri sempat disuruh oleh para anak anak itu untuk mengambil gambar mereka.
Untuk para pelancong (pengunjung makam)jangan khawatir anda akan dipandu oleh beberapa orang tua disana, mereka akan menjelaskan tentang pemilik makam dan beberapa cerita dibalik mereka versi penduduk. Untuk di wilayah pemakaman, hanya di pemakaman ini yang masih memiliki ruang ruang luas, sehingga anak anak disana  leluasa bermain.
Melihat arsitektur makam, sepertinya telah mengalami sedikit sentuhan modern, seperti bahan semen dan bahan cat zaman sekarang. Namun anda bisa menikmati keindahan batu batu pemakaman yang bermotif karena waktu. Bayangkan saja jika bangunan pemakaman yang megah, bagaimana dengan rumah rumah mereka para raja, jika saja masih ada. Bangunan yang mirp Candi yang banyak terdapat di pulau Jawa. Artinya kebudayaan yang mempergunakan Arsitektur batu pernah menghampiri bangsa kita, bagaimana batu batu besar yang dsusun dan dbentuk sedemikian rupa hingga melahirkan sebuah nuansa.
  copyright2015
 Photo by : kopikatastudio

Comments

Popular posts from this blog

Mengurangi Noise Audio Dengan Memperbaki Grounding Instalasi Rumah

Kelebihan Adobe Premiere Pro CC 2015